Dari studi Inisiatif Neuroimaging Penyakit Alzheimer (ADNI), dilakukan analisa terhadap 268 subjek MCI dalam 24 bulan. Didapati bahwa 101 dari subjek tersebut (37.7%) terkonversi menjadi AD dalam kerangka waktu itu. Model poset kemudian digunakan untuk mengklasifikasi kinerja kognitif subjek MCI. Laju pengulangan konversi yang diobservasi pada AD dikalkulasi untuk berbagai sub-kelompok kognitif, dan dengan APOE allele status. Lanju ini kemudian dibandingkan terhadap sub-kelompok lainnya.
Tingkat pengobservasian subjek MCI dengan functioning yang lebih rendah secara relatif dengan tingkat memori episodic yang tinggi adalah 61.2% pada garis dasarnya [baseline]. TAmbahan lainnya, subjek MCI yang juga memiliki functioning kecepatan motor perceptual yang lebih rendah dan setidaknya terdapat satu APOE allele status, tingkat konversinya dalah 84.2%. Sebaliknya, tingkat konversi yang diobservasi untuk subjek MCI dengan tingkat functioning memori episodic yang lebih tinggi secara relatif adalah 9.8% dan tidak terdapat APOE allele status. Functioning yang lebih rendah secara relatif dengan fleksibilitas kognitif dan kecepatan motor perceptual itu sendiri juga berhubungan dengan tingkat konversi yang lebih tinggi.
Kesimpulan :
Pada subjek MCI, profil garis dasar kognitif tertentu yang diambil melalui metode model poset, secara jelas berhubungan dengan perbedaan tingkat konversi terhadap AD. Gambaran yang lebih rinci terhadap MCI dengan profil functioning kognitif, meliputi dugaan [notion] seperti amnestic multidominan MCI, dapat membantu dalam memperoleh insight lebih jauh mengenai bagaimana hetrogenitas muncul dalam capaian. Metode modeling berbasis poset dapat bermanfaat dalam memberikan klasifikasi lebih rinci sub-kelompok kognitif pada MCI untuk studi genetic dan imaging, dan untuk mengembangkan sederetan uji kognitif yang lebih efisien dan lebih terarah.
sumber : http://kunjurkes.blogspot.com/2013/03/riset-dan-terapi-alzheimer.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar